Search...

Sastra Fotografi

Latar Belakang
Penilaian sebuah karya, tak hanya bisa dilihat dari satu sudut pandang karena berkaitan dengan rasa yang terkarsa dalam sebuah karya. Seperti cara kita menilai sebuah karya foto, tidak hanya dinilai dari tepatnya seorang fotografer memainkan metering dalam kamera nya, atau indahnya pemandangan alam yang ditampilkan dari hasil jepretan, akan tetapi perlu dilihat dari segi esensi/nilai pesan yang terkandung didalamnya.
Di dunia fotografi memang ada sebuah aliran yang berkaitan dengan sastra, yaitu Poetic photography. Akan tetapi, aliran ini lebih menekan kan pada pemaknaan photo itu sendiri, tanpa penjelasan kata-kata atau kalimat yang lebih mendalam lagi. dengan bahasa prokem yang sering disebutkan adalah, “biarlah foto yang berbicara”.
Akan tetapi, bagi penulis hal ini dirasa kurang. "Dibutuhkan sentuhan sastra", karena karya seni terus berkembang mengikuti dan mewakili masa nya.  Penulis melihat karya sastra di hari ini berkembang cukup pesat melalui media-media jejaring sosial. Semua orang dengan mudah meng_apresiasi semua karyanya, tidak seperti dulu yang seolah-olah membatasi. 
Jika dulu, para seniman sastra adalah orang-orang yang memang konsistensi di bidang tersebut dan jika karya nya bisa diterima oleh banyak orang, tentunya dia merupakan orang-orang 'pilihan' yang dipilih oleh redaktur atau-pun produser. Sehingga bisa dikatakan masa itu adalah masa sulit bagi orang-orang yang ingin ber_apresiasi terhadap karyanya.
Beda dengan hari ini, semua orang bisa ber_apresiasi dengan mudah terhadap karya-karya nya. Cukup dengan memiliki akun media jejaring sosial seperti Facebook, twitter, pinterest, dll, mereka bisa membagi semua info, ide dan karya-karyanya kepada teman, ataupun orang lain dengan cepat, tanpa harus melalui proses media cetak yang bermacam-macam seperti editing sampai proses marketing.  
Hal ini lah yang melatar-belakangi penulis dalam membangun karya sastra fotografi ini. Penulis mengamati bahwa, banyak sekali postingan-postingan yang didalam nya melibatkan foto dengan sastra. Oleh karena itu, penulis ingin terus mengembangkan satra fotografi ini guna mewakili masa sekarang untuk masa yang akan datang.
berikut adalah penjelasan penulis tentang sastra fotografi.

Ide Dasar
Penulis melihat sastra fotografi ini memiliki ide dasar mengikuti perkembangan seni ilustrasi yang telah berkembang semenjak munculnya peradaban dunia. 
Akan tetapi, Penulis lebih tertarik memulainya pada karya sebelumnya yang dimulai pada sastra Cina kuno yang kebanyakan dalam suatu karya sastra di ilustrasikan dengan lukisan oleh para penciptanya, karena hal ini lah yang melatar-belakangi penulis dalam membangun dan mengembangkan karya sastra fotografi ini. 
Penulis menilai perkembangan sastra cina kuno ini berkembang ketika masa Dinasti Han, dimana perkembangan filsafat cukup pesat waktu itu, dimana masa ajaran Konfucius dan taoisme berkembang cukup pesat.
Setelah itu, seni ilustrasi yang melibatkan gambar dan sastra ini berkembang ketika media cetak pertama muncul yaitu saat diterbitkannya buku pertama dan tentu nya hal ini tidak lepas atas penemuan mesin cetak pertama oleh Johannes Guttenberg 1445. Setelah penerbitan pertama kali buku yang ditandai dengan ditemukannya mesin cetak.
Setelah penemuan mesin cetak tersebut, perlu diketahui pula tentang sejarah kemunculan koran dan majalah pertama di dunia.
Koran pertama kali diterbitkan di Strassburg, Jerman, oleh Johann Carolus pada 1605 yang berjudul, “Relationaller Fumemmen und gedenckqurdigen Historien“. Koran pertama ini diterbitkan oleh Lucas Schulte.
Sedangkan Majalah pertama kali diterbitkan adalah The Gentleman's Magazine di London, Inggris pada bulan january tahun 1731 oleh Edward Cave.


dan akhirnya Sastra Fotografi muncul ketika kamera pertama ditemukan oleh Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1822. Karena hal ini membawa dampak bagi media cetak pada umumnya yaitu buku, koran dan majalah yang merupakan cikal-bakal seni sastra fotografi.


Sastra Fotografi

Berdasarkan atas beberapa literatur dari wikipedia dan sumber yang lain, menurut penulis pengertian dari Sastra fotografi adalah sebuah karya yang mengkombinasikan antara karya foto dengan sastra. Pada prinsip nya sastra fotografi adalah karya foto yang di-ilustrasi kan oleh sastra yang berupa puisisajaksyair maupun prosa yang terkombinasi dan terkolaborasi, serta sama-sama saling menguatkan estetika sampai pada esensi nya.
Akan tetapi pada masa awal setelah ditemukannya kamera, sastra fotografi masih belum berkembang karena waktu itu seniman sastra masih terbatas pada orang-orang tertentu saja, dan fotografi hanya sebagai cover dalam karyanya. Akan tetapi semenjak kemunculan internet pertama kali, sastra fotografi berkembang dengan pesat.
Sehingga bisa diartikan bahwa perkembangan Sastra Fotografi berkaitan erat dengan perkembangan internet ketika mulai menjadi konsumsi publik tahun 1994 yang ditandai dengan kemunculan situs website yahoo.com.
Akan tetapi, yang perlu dicatat atas perkembangannya dimulai dengan kemunculan pertama jejaring sosial tahun tahun 1997, yaitu sixdegrees.com. Kemudian Karya seni Sastra Fotografi secara bertahap mengalami puncak nya ketika friendster muncul tahun 2002, lalu berkembang lebih pesat lagi ketika disusul kemunculan Facebook tahun 2004 dengan pengguna yang merata hampir seluruh dunia (kurang lebih 1 milyar orang).
Hal tersebut masih ditambah dengan kemudahan orang mengambil foto dikarenakan harga kamera yang semakin relatif murah, dan juga setiap handphone yang dimiliki oleh setiap orang sudah memiliki fasilitas kamera. 
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis ada keinginan untuk lebih mengembangkan lagi Sastra Fotografi menjadi bagian dalam perkembangan suatu karya seni terutama dibidang sastra dan bisa jadi hal ini merupakan awal dari terbentuknya aliran baru.
Penulis menganggap bahwa Sastra Fotografi termasuk menjadi bagian dari seni ilustrasi. Seni Ilustrasi dirasa masih terlalu luas untuk mengartikan sebuah sastra yang melibatkan foto.  
Penulis tidak menampik masih banyak kekurangan dalam karya ini karena masih merupakan sebuah rintisan, sehingga perlu adanya suatu proses penyempurnaan, atau bisa jadi Sastra Fotografi sebelumnya sudah dikembangkan oleh seniman lain dengan penamaan yang berbeda. Dengan banyaknya perbedaan karya dalam aliran seni, akan semakin membuat seni sastra maupun seni fotografi akan lebih berwarna dan esensi yang terkandung didalamnya dapat tersampaikan dengan baik bagi seniman itu sendiri atau penikmat setia nya.

Kesimpulan
Sastra Fotografi adalah karya foto yang di-ilustrasi kan oleh sastra yang berupa puisisajaksyair maupun prosa yang terkombinasi dan terkolaborasi, serta sama-sama saling menguatkan estetika sampai pada esensi nya.
Sastra Fotografi berkembang pesat ketika kemunculan jejaring sosial, terutama ketika kemunculan Facebook yang  memiliki pengguna aktif hampir 1 milyar di seluruh dunia. Hal ini ditambah dengan harga kamera yang semakin murah.