
Dalam setiap perjalanan yang tak pernah tahu ujungnya,
Ditengah teriknya mentari...,
Dengan Peluh membasahi kulit yang melayu,
Menebar aroma khas yang hanya manusia pemiliknya.
Terombang-ambing tanpa arah dan tujuan yang jelas...,
Ditengah badai yang tak pernah mengantarkan pada tujuan,
Dan membuat kita pasrah...
Dan pada akhirnya selalu dihadapkan pada keputus-asaan.
Dengan Peluh membasahi kulit yang melayu,
Menebar aroma khas yang hanya manusia pemiliknya.
Terombang-ambing tanpa arah dan tujuan yang jelas...,
Ditengah badai yang tak pernah mengantarkan pada tujuan,
Dan membuat kita pasrah...
Dan pada akhirnya selalu dihadapkan pada keputus-asaan.
Pernahkah tahu tujuan dari semua yang dilakukan...???
Pernahkah memahami untuk apa perjalanan ini...???
Pernahkah memahami untuk apa perjalanan ini...???
Selama meniti titian yang tak berbatas dan memulai rapuh,
Bekal kita hanyalah sebuah keyakinan...,
Yang selalu menetes, tanpa pernah mengikuti periode waktu...,
Walau seteguk... dapat melegakan dahaga yang tak pernah terhenti.
Pernah kah tahu apa yang akan terjadi satu jam lagi...???
Apakah pasti...
Bekal kita hanyalah sebuah keyakinan...,
Yang selalu menetes, tanpa pernah mengikuti periode waktu...,
Walau seteguk... dapat melegakan dahaga yang tak pernah terhenti.
Pernah kah tahu apa yang akan terjadi satu jam lagi...???
Apakah pasti...
satu tahun lagi kita akan menjadi seperti apa...???
Ada yang tahu...?
Apakah itu pasti...???
Lalu mengapa dengan keyakinan kita berani memastikan satu jam lagi akan terjadi apa...
Seolah-olah kitalah pencipta waktu yang tak pernah tahu ujungnya...
dan seolah-olah kitalah sang penyusun kepastian.
Terik mentari menjadikan kita dehidrasi dan memperlihatkan fatamorgana,
menciptakan segala sesuatu yang sebenarnya tak pernah ada...,
membawa kita melangkah semakin payah...
langkah lunglai semakin tak terarah.
Dipadang kering ini,
Ada yang tahu...?
Apakah itu pasti...???
Lalu mengapa dengan keyakinan kita berani memastikan satu jam lagi akan terjadi apa...
Seolah-olah kitalah pencipta waktu yang tak pernah tahu ujungnya...
dan seolah-olah kitalah sang penyusun kepastian.
Terik mentari menjadikan kita dehidrasi dan memperlihatkan fatamorgana,
menciptakan segala sesuatu yang sebenarnya tak pernah ada...,
membawa kita melangkah semakin payah...
langkah lunglai semakin tak terarah.
Dipadang kering ini,
kita sendiri kawan...
Semua yang terlihat tak seperti itu adanya
Keyakinan yang membuat kita bertahan...
Menantikan penguasa waktu memberikan kepastian.
write&picture by Hero Polo
Semua yang terlihat tak seperti itu adanya
Keyakinan yang membuat kita bertahan...
Menantikan penguasa waktu memberikan kepastian.
write&picture by Hero Polo