Pages

Thursday, October 27, 2011

Ketika Tertatih...dan Tak Bisa Melangkah Lagi




lapar...
Kedahagaan...
Akan selalu mengikuti,
Bagi mereka yang merasa melakukan perjalanan.

Penempuhannya...tak selamanya datar,
Kadang diperlukan untuk memanjat...,
Terkadang juga diperlukan untuk menuruni sesuatu yang terjal,
Karena kepastian tujuan...belum tentu ada jaminan dalam perjalanan.

Kelelahan...,
Kepayahan...,
dan akhirnya membuat rehat sejenak,
Tapi apakah akan sejenak...???
bagaimana jika peluh telah merekat...
menahan setiap rangka yang menggerakkan tubuh sehingga tak mampu untuk melangkah...???
Lalu bagaimana jika mata telah dibutakan oleh kegelapan...sampai secercah cahaya_pun tak akan mau menampakkan diri...???
Lalu bagaimana jika Dewi Fortuna telah cemburu dengan Dewi Hyra yang senantiasa menampakkan tubuh eksotisnya dan membuat kita ingin mencumbuinya dalam fantasi yang nakal...???

Lalu Apa...???, apa yang bisa membuat untuk bisa merangkak dan bergerak lagi...
Pasrah menanti...???, menantikan para kolektor Ironi berebut untuk mendapatkan kita sebagai sebuah karya besar....

Karena begitu sangat terpesonanya melihat ketidak-berdayaan...,
Mati...???
bagi sebagian golongan pesimisme akut merupakan solusi terindah...
Karena cukup menyenangkan jika telah bersimbah dengan keputus-asaan dan berakhir sebagai salah satu Pahlawan besar sepanjang masa bagi golongannya.

Sebenarnya telah tersadar...,
Hujan...,
kemarau...,
akan selalu hadir...selama bumi masih berotasi terhadap matahari.
tapi...,
Mengapa selalu menger_nyitkan dahi atas kehadirannya...???,
Ketika kemarau tiba...
yang diinginkan adalah sesuatu yang menyegarkan untuk melepas segala dahaga yang menyelimuti walau cuman rintik,
Begitu pula jika penghujan datang...
teriknya mentari kemarau dipaksa untuk segera mendidihkannya, dan pada akhirnya lenyap dari pandangan.

Kita tak pernah merasa puas dengan apa yang terberi...,
Tak pernah menyukai dengan apa yang termiliki...,
Ucapan terima-kasih dengan senyuman pun susah bergeming dari bibir,
Selalu merasa kurang...kurang...dan kurang.

mungkin ini yang buat keringat semakin deras keluar dari pori dan membuat dehidrasi...,
Membuat tak akan pernah melihat secercah cahaya...
walaupun mata telah sembuh dari kebutaan,
Semakin menjadikan Dewi Fortuna terbakar dalam api cemburu...
karena rasa yang semakin mendalam terhadap Dewi Hyra,
Terperosok...dalam lobang jebakan yang telah dibuat sendiri.

Langkah pun semakin tertatih...,
Semakin lemas..........................,
Dan semakin lama tak punya pilihan,
Menantikan Burung Bangkai menyambut...
Dan akhirnya tersadar bahwa semuanya telah cukup..., 
cukup...dan cukup.


write&picture by Hero Polo